Waktu……
Waktu sudah semakin cepat
Mengejarku tanpa pandang kesedihan
Ku tak bisa berlari
Ku hanya diam menanti tiba saatnya semua ini berakhir
Sementara kau……
Kau buta akan tatapanku yg selalu tertuju padamu
Kau tuli akan bisikan angin yg mengatkan aku cinta padamu
Kau menari indah , bertopengkan kebahagiaan dan keluguan dihadapanku
Namun ku tahu,,,,,,,
Di belakangku kau ingin berlari dan terbang meninggalkanku jauh
sampai ku tak sanggup mengejarmu lagi
namun….
ku kan terus berlari
berlari…berlari…..berlari
berlari….berlari….dan berlari
sampai ku buta akan jalan kehidupanku yg masih panjang
sampai ku tuli akan bisikan amanat orang
sampai ku lupa bahwa masih banyak ikan di lautan
sampai ku lelah sebut namamu di setiap doaku
lelah ,,,,,
ak sangat lelah….
setiap ku kejar dirimu
semakin jauh kau lari dan bersembunyi dariku
setiap ku tatap paras elokmu
semakin sering kau berpaling dariku
lelah……..
selama ini kau hanya menganggapku angin semata
kau tak sedikitpu beriku tanda
sampai kapan ku tahan perasaanku ini
ku hanya bisa diam , menanti sebuah tanda cinta darimu
sampai kapan ku harus menunggu??????
Ak sudah benar benar lelah
Tak sbar ku inggin sandarkan kepalaku di bahumu
Ku sudah tak punya daya dan cara lagi
Bagaimana ku harus mnghadapi dirimu
Ku hanya bisa terbangkan cintaku di hatimu
Tergantung padamu
Akan kau ambil atau tidak
Yg jelas aku akan terus menyisakan hatiku untukmu
Walaupun engkau dan orang lain tak tau
Atau
Kau pura pura tak tahu….
Senin, 21 September 2009
TERIAK DALAM HENING...
Malam yang berawal dari sebuah tarikan nafas lelah
Merapatkan tipisnya kulit ari berjejer bulu halus menegak
Ada senyuman, ada dekapan, ada pula ciuman ciuman mendalam
Himpitan rindu berbaris rapi hingga berantakan
Diantara suara suara binatang kecil bergenderang malam
Ada bara yang membeku
Kesakitan beraduk cinta
Darah mengalir berakhir dalam dekapan
Duhai hatiku mengapa tersenyum lebar ketika kau tahu semuanya akan berakhir dengan perpisahan?
Duhai rasa mengapa menangis jika kau tahu itulah takdirmu yang menyedihkan?
Merapatkan tipisnya kulit ari berjejer bulu halus menegak
Ada senyuman, ada dekapan, ada pula ciuman ciuman mendalam
Himpitan rindu berbaris rapi hingga berantakan
Diantara suara suara binatang kecil bergenderang malam
Ada bara yang membeku
Kesakitan beraduk cinta
Darah mengalir berakhir dalam dekapan
Duhai hatiku mengapa tersenyum lebar ketika kau tahu semuanya akan berakhir dengan perpisahan?
Duhai rasa mengapa menangis jika kau tahu itulah takdirmu yang menyedihkan?
Langganan:
Komentar (Atom)

